Menulis dari kegelisahan. Tak nampak dalam keseharian, hanya mampu ia tuliskan
Damn! I Want These Stuffs
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Please someone give me those cool T-shirts. Shit I like them! I like the most is the purple one by the way. Cute, cool T-shirts by Cash Cash Band. Love 'em :* <3 <3
Postingan kali ini masih ngebahas tentang pernikahan eitss tapi saya gak mau terkesan curcol wkwk. Ya nikah hmm adalah tahap yang mungkin untuk beberapa orang adalah tahap yang sulit untuk dijajaki dengan berbagai alasan ya mungkin belum siap atau emang gak ada yang mau belum nemu jodohnya. Memang jodoh bisa datang kapan saja, bisa diusia dua puluhan awal, tengah atau akhir dan bisa juga diusia 30 tahun keatas apalagi ya ini kan katanya jaman modern. Ternyata eh ternyata di abad ke 21 ini masih ditemukan pernikahan anak *BOOM!*, jaman dulu mah ya ini bukan hal yang ganjil ya genks. Gak percaya? Yakin? Ya saya sih ada nih salinan datanya wkwk, dikutip dari laporan UNICEF tahun 2016 ternyata hingga laporan tersebut diturunkan nih ya ada sekitar 700 juta perempuan di dunia yang kewong nikah saat masih anak-anak (di bawah usia 18 tahun). Buanyak kan tuh? Terus di Indonesia sendiri begimane? Nyatanya Indonesia masih jadi salah satu negara dengan pernikahan anak terting...
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan meliterasi orang tua kita?” Beberapa waktu lalu saya sempat melihat sebuah tweet yang pada intinya, tweet tersebut menggambarkan kekhawatiran seorang anak terhadap orang tuanya. Khawatir orang tuanya terhasut dengan aksi politik berkedok religi. Ya saya pun merasa khawatir, tapi lebih tepatnya khawatir orang tua saya--yang cukup aktif menggunakan aplikasi pesan instan ya sebut saja WhatsApp (WA)-- termakan hoax dan menyebarkan hoax tersebut. Amit2 sekali kalau sampai hoax itu adalah hoax yang fatal jika disebarkan. Media-media juga tak henti-hentinya memberitakan para penyebar hoax yang pada akhirnya harus berurusan dengan kepolisian, kebanyakan dari penyebar hoax adalah mereka-mereka yang ya bisa dibilang sudah orang tua. Haduuh saya takut sekali, kalau orang tua saya yang sebetulnya ndak tau apa-apa tapi jadi korban karena tanpa sadar telah menyebar hoax. Beberapa waktu lalu juga, saya mendapati, ibuk saya membagikan sebuah pesan ...
Baru-baru ini sempat ramai terkait UI yang memberikan materi pencegahan kekerasan seksual dan salah satu point materinya membahas soal sexual consent. Lalu ada pihak yang menuding materi tersebut tidak pantas diberikan kepada mahasiswa di Indonesia, karena dianggap melegalkan free sex yang tidak sesuai dengan nilai keagamaan dan kultural. Sebetulnya apa sih sexual consent? Sexual Consent merupakan aktivitas seksual berdasarkan persetujuan antara pihak yang akan terlibat dalam suatu hubungan atau aktivitas seksual. Oleh pihak tertentu sering dianggap sebagai arti lain dari legalisasi sex bebas. Berdasarkan standar dan pemahaman mereka dengan adanya sexual consent ini, orang-orang jadi bebas melakukan aktivitas sex yang penting saling setuju, tidak perlu ikatan pernikahan. Padahal sexual consent ini juga bisa diterapkan ke dalam hubungan pernikahan. Misal, suami ingin melakukan aktivitas seksual tapi istri sedang tidak mood, atau sedang capek, atau sedang sakit. Dengan mema...
Komentar
Posting Komentar