A very short trip to Jogja (Part 2)

Melanjutkan tulisan saya waktu ke Jogja kemarin ya

Jadi setelah dari Taman Budaya Yogyakarta, kami meninggalkan tempat itu dan wisata malam di sekitar Malioboro. Dari TBY kami berjalan ke arah Pasar Beringharjo kemudian kami menuju ke titik nol kilometer kota Jogja.

Malam itu di sana sangat ramai maklum karena sudah memasuki weekend. Kami melewati Museum  Benteng Vredeburg namun tempat itu sudah tutup karena ya sudah malam, kemudian kami menyempatkan diri untuk berfoto dengan burung hantu hahaha. Ini burung hantu beneran lho yang besar dan menyeramkan tapi lucu trus ada burung hantu yang kecil imut gitu, orang yang 'menyewakan' burung hantu untuk berfoto tidak memasang tarif, cukup memberikan uang seikhlasnya saja kepada mereka. Selain bisa berfoto dengan burung hantu juga bisa berfoto dengan badut *halah*, trus hantu, leak juga lho. Oh iya masih di sekitar spot berfoto itu ada Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949.

Foto bareng burung hantu


Gedung Kantor Bank Indonesia
Setelah berfoto di sekitar perempatan titik nol kilometer Yogyakarta, kami menuju ke Gedung Bank Indonesia yang juga letaknya masih di daerah itu. Kalau dari arah Jalan Malioboro, gedung ini terletak di seberang sebelah kiri. Karena sudah malam ya gedungnya udah ditutup. Selain berfungsi sebagai kantor Bank Indonesia cabang Yogyakarta, gedung itu juga ada museumnya lho selain itu juga ada ruang pertunjukan dan cafetaria. Desain gedungnya juga bagus, ya desain gedung zaman kolonial Belanda gitu. Dulu gedung ini itu berfungsi sebagai kantor Javasche Bank dan sebagai tempat tinggal untuk direksi bank. Walaupun sudah tutup tapi kami menyempatkan untuk berfoto di luar gedung mumpung desain gedung ini bagus dan sayang banget kalo ga diabadikan hehe. Masih di daerah nol kilometer Jogja, dimana di setiap titik nol sebuah kota seringnya ditemukan kantor pos, yak tentu disana ada Kantor Pos Besar Yogyakarta (letaknya di sebelah Gedung Kantor BI) dan di seberangnya ada Gedung Bak BNI 1946 yang desainnya masih mempertahankan keasliannya, jadi masih berasa tuh suasana jadulnya. Letak Gedung Kantor BNI 1946 ini di seberang Kantor Pos Besar dan Gedung Agung

Di perempatan Titik Nol Kilometer Jogja, di belakang kami yang bentuknya seperti gunungan wayang itu adalah Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949
Setelah itu kita sempat bingung mau kemana lagi, sehabis membeli minum di sebuah mini market, kita memutuskan naik becak keliling-keliling. Kami naik becak dari depan Istana Gedung Agung atau Istana Kepresidenan Yogyakarta yang memiliki halaman berumput yang sangat luas. Di depan istana yang sangat luas itu ada spot gembok cinta, jadi ada sebuah benda berbentuk hati yang sangat besar, nah disitu terdapat banyak gembok yang bertuliskan nama-nama mereka yang sedang dimabuk asmara hahaha, kayak gembok cinta di Paris gitu deh, tapi belum terlalu banyak gembok cintanya. Trus masih didepan Gedung Agung tuh ada spot 'pameran' motif-motif batik yang ada di Indonesia, unik, saya suka itu idenya.

Oh iya info aja nih, tarif becak untuk keliling Jalan Malioboro sekitar Rp 5000 tapi biasanya kalau udah selesai dianterin, suka ada tukang becak yang minta lebih. Kami akhirnya naik becak dari titik nol kilometer Jogja ke alun-alun utara dan selatan, melewati Keraton Yogyakarta, Taman Sari, Perkampungan penjual Gudeg, perkampungan tempat tinggal para abdi dalem dan keluarga keraton. Daerah tempat tinggalnya tenang banget, enak gitu lingkungannya, sempet ngebayangin bisa tinggal disana, suasanyanya damai dan tertib. Gak salah kalau Jogja bisa jadi salah satu kota terlayak huni di Indonesia. Selesai keliling-keliling, kami turun di titik nol kilometer Jogja lagi. Awalnya perjanjian tarifnya cuma Rp 25.000 tapi tukang becaknya malah minta Rp 40.000, sayang banget kan, cukup mahal kalau untuk ukuran backpaker yang budgetnya pas-pasan. Kesannya si tukang becak pun gak jujur padahal kalau jujur dan gak minta lebih akan kami berikan tip untuknya. Ya sudah karena kasian juga sama dia akhirnya kami membayar dengan tarif Rp 40.000. Jadi saran aja kalau mau keliling-keliling daerah sana entah itu naik delman atau becak, tarifnya harus benar-benar dipastikan lagi dan harus bisa tegas juga sih.
Setelah kulalang-kuliling, kami pun segera kembali ke hotel dengan berjalan kaki. Seru banget Jogja malam itu, walaupun kesana kesini dengan jalan tapi ga berasa capek. Oh iya yang pasti Malioboro dan sekitarnya malam itu sangat ramai, tapi seru aja sih.

Keesokan harinya kami berbelanja di Pasar Beringharjo. Kalau belanja di sana harus banget ditawar soalnya kalau ga nawar, harganya bisa mahal banget. Banyak batik yang bagus-bagus lho, sayang banget kalau ga diborong. Setelah itu kami kembali ke Semarang dengan menggunakan bus patas lagi dari terminal Jombor, menuju ke terminal Jombor kami naik bus TransJogja lagi. Dan lama banget nunggu bus nya, penumpang pun yang nunggu di halte membludak, dan emang kurang nyaman sih. Dari halte Malioboro ke Terminal Jombor harus transit dulu tapi letak haltenya ga jauh dari titik nol kilo meter Jogja, kalau dari arah Malioboro, pas udah ada di perempatan titik nol kilo meter tinggal belok kanan dan tinggal lurus, halte TransJogja pertama di jalan itulah kami transit, halte itu letaknya persis didepan sebuah masjid. Jadi kalau gak mau nunggu lama, ngantri dan kepanasan di halte bus TransJogja Malioboro ya mending dari Malioboro tinggal jalan aja ke halte di depan masjid itu.

Ada yang saya sayangkan lagi yaitu tempat yang saya kunjungi kotor, masih banyak sampah yang berserakan. Di titik nol kilometer Jogja terutama. Haduh. Tolong banget buat para pengunjung, turis, semua orang yang ada disana buat menjaga kebersihan, gak membuang sampah sembarangan. Buat pemerintah, dinas kebersihan, tolong juga diperbanyak tempat sampah.

Sebenarnya masih banyak banget tempat yang belum dikunjungin di Jogja tapi apa daya , waktu belum mengizinkan, next time kami akan menjelajahi Jogja lagi biar lebih puas. Sekian ya postingan saya tentang perjalanan saya dengan teman-teman saya di Jogja

P.S Semua foto adalah sumber pribadi, maafkan wajah kami yang sesungguhnya tak layak ditampilkan karena sudah kecapean main-main di tempat seseru kota Jogja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rights For The Victims; Solution (Part 3-Finale)

Hoax dan Orang Tua; Sefruit Tips Meliterasi Baby Boomers & X

Touched by Jackie and Her Love to Him