Dituntut Cepat Nikah (Part 1)

It's been a long time ya saya ga nulis untuk blog saya, ya banyak kewajiban yang perlu saya selesaikan terutama saat ini skripshit skripsweet saya udah mohon-mohon buat diselesaikan hehe. Tapi saya kangen juga ya buat nulis opini saya di blog yang udah lapuk ini karena saya bosyan nulis untuk skripsi wkwk jadi ya sejujurnya banyak ide tulisan untuk blog ini namun tak kunjung sempat saya turahkan  tuangkan.

Kali ini saya mau ngebahas suatu hal yang rupanya pun bukan hanya saya saja yang risau *halah* tapi ada perempuan-perempuan lainnya di luar sana yang merasakan hal sama. Tak perlu panjang lebar lagi yuk ah kita mulai.

Jadi gini sebenarnya ini agak curhat sih hehe, ibu saya kan sering ya ngasih pesan-pesan kepada saya untuk menjalankan hidup dengan baik blablabla segala macam dan tentu tak luput pesan mengenai segera menikah tatkala lulus kuliah dan sudah bekerja nantinya. Honesty, saya rada sensitif kalo ibu saya udah mulai ngebahas pacar, jodoh, pernikahan etc. Ibu saya sering banget tanya ke saya sudah punya pacar belum atau apa ada laki-laki yang mendekati saya, ya semacam itu. Ya intinya ibu saya takut kalau saya sampai nikah tua atau lebih parah gak nikah.

 I just am asking why?? Saya sudah berusaha menjelaskan kepada ibu saya bahwa saat ini saya belum mau berpikir ke arah sana i mean im thinking about marriage tapi ya gak sekarang atau dalam waktu dekat ini. Ada hal-hal lain yang perlu saya lakukan dan selesaikan sebelum saya memasuki tahap pernikahan, saya aja masih egois, saya masih belum selesai dengan diri saya sendiri ya gimana ceritanya mau terlibat dalam sebuah long term relationship dengan orang lain.

Menurut saya perempuan gak harus nikah muda kok, menikah kan pilihan, walaupun saya tau nikah itu ibadah sunnah yang dianjurkan tapi ya tetap aja ini sebuah pilihan. Kok kesannya perempuan tuh diwanti-wanti banget untuk segera menikah, saya tau juga tentang alasan medis kenapa perempuan lebih baik menikah di usia awal hingga pertengahan 20an, ini juga katanya adalah usia dimana rahim sudah sangat aman dan siap untuk dibuahi. Tapi hal-hal kayak gitu justru dinaturalisasi oleh masyarakat dan jadilah sebuat tekanan sosial kepada perempuan.

Berdasarkan ilmu kesehatan, lanjutnya, umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita, kemudian umur 25-30 tahun bagi pria. Usia tersebut dianggap masa yang paling baik untuk berumah tangga, karena sudah matang dan bisa berpikir dewasa secara rata-rata. (Sumber dari sini)

Dalam agama Islam ga ada patokan usia berapa harus nikah, nikah dianjurkan bagi yang mampu. Lah kalau saya belum mampu masa mau dipaksakan. In this case im not talking about ecomonic aspect tapi lebih ke kemampuan mental dan bekal lain dalam pernikahan dan berkeluarga yang ga terlihat wujudnya.

Rasulullah menganjurkan kepada pemuda agar menikah ketika “mampu”. Lalu kapankanh seseorang dikatakan mampu untuk menikah? Dalam kacamata agama, tidak ada petunjuk atau batasan khusus di usia berapa seseorang harus menikah. Jika merujuk pada makna hadits Nabi ini, adalah ketika mampu. Artinya agama memberikan kesempatan bagi seseorang untuk “menyesuaikan diri” (mampu dalam berbagai aspek) ketika hendak melangsungkan pernikahan guna kemashlahatan rumah tangganya kelak. (Sumber dari sini)
Kadang juga saat ini 'anjuran' agama dijadikan alasan supaya nikah muda. Buat menghindari perbuatan zina lah, ya kalau ga mau berbuat zina jangan mendekati zina lah (you know lah ya pacaran kan termasuk perbuatan yang mendekati zina). Menikah itu ketika yang penting mampu dan siap. Gak cuma pihak laki-lakinya aja yang harus mampu, pihak perempuannya juga harus mampu dan siap.

to be continued.... > Selanjunya (Part 2)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rights For The Victims; Solution (Part 3-Finale)

Hoax dan Orang Tua; Sefruit Tips Meliterasi Baby Boomers & X

Touched by Jackie and Her Love to Him