Dituntut Cepat Nikah (Part 3-Final)

Karena pernikahan butuh persiapan yang matang dan serius, ya wajar lah ya persiapannya pun gak sebentar maka dari itu saya kurang setuju sama tuntutan sosial kepada perempuan supaya nikah muda dan mendeskriditkan perempuan yang telat nikah (mungkin saja memang si perempuan punya alasan kuat kenapa menunda buat nikah). Saya bukannya menentang nikah muda, bisa saja seseorang nikah muda ya, mungkin dia sudah memiliki persiapan dan bekal yang cukup untuk berkeluarga, atau setidaknya dia memiliki keyakinan bahwa ia bisa menjalani kehidupan berumah tangga.

Seperti yang saya bahas di postingan sebelumnya, banyak hal-hal kasat mata yang jauh lebih penting untuk disiapkan sebelum pernikahan maka dari itu menurut saya bukan hal yang tepat ketika perempuan diburu-buru untuk menikah tanpa kesiapan. Tugas seorang istri dan ibu kan gak ringan, selain sebagai supporter, reminder dan helper untuk suami dan anak-anak, perempuan sebagai ibu pun adalah madrasah pertama anak-anak. Kewajiban sih buat saya menjadikan anak-anak saya nantinya cerdas. Makanya sebagai perempuan menjadi penting untuk banyak mencari pembelajaran dan ilmu biar bisa jadi istri dan ibu yang cerdas dan bijak.

Intinya dari postingan saya yang sampai tiga part ini, buang lah ya stigma negatif perempuan yang telat nikah. Buang jauh-jauh tuntutan nikah muda untuk perempuan. Saya yakin perempuan yang memilih menunda nikah punya alasan dan tau konsekuensi pilihannya tersebut. Saya harap kita sebagai masyarakat bisa lebih berpikir terbuka dan menghargai setiap pilihan dari seseorang. Hidup itu kita yang jalani, jangan sampai apa yang kita pilih adalah hasil tekanan masyarakat bukan hasil keputusan dan pemikiran kita sendiri. Jadikanlah Tuhan, pikiran dan kata hati sebagai landasan dalam memutuskan suatu hal. Suggestion dari orang lain pun berguna tapi jangan sampai hal itu yang lebih menguasai keputusan dan pilihan kita

Jadi nikah itu tuntutan, gengsi atau pilihan?

Leave your comment below whether you agree or not. It is such a good thing to know different opinion :)


Komentar

  1. setiap orang mengetahui kapan dirinya siap atau belum untuk menikah. jadi kita harus menghargai mereka dan tidak boleh terlalu mencampuri urusan mereka. tulisan yang mencerahkan.
    indri fans

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rights For The Victims; Solution (Part 3-Finale)

Hoax dan Orang Tua; Sefruit Tips Meliterasi Baby Boomers & X

Touched by Jackie and Her Love to Him